Rokok dan Kesehatan Jantung
Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang yang memproduksi rokok cukup besar.
Ratusan tahun rakyat Indonesia sudah mengenali rokok, mulai dari orang dewasa
hingga yang saat ini kita ketahui beritanya bahwa anak balita laki-laki sudah
tercandu oleh rokok. Kebun tembakau di Indonesia sangatlah luas, sehingga jelas
saja Indonesia merupakan salah satu negara yang memproduksi rokok. Yang
masyarakat ketahui rokok tidak baik tapi mereka tidak mengetahui betul tentang bahaya
apabila kita menghisap rokok terlalu banyak, dan selain membahayakan tubuh bagi
diri sendiri bisa juga dapat membahayakan orang-orang disekitar nya juga. Di
dalam satu batang rokok terkandung banyak sekali racun yang dapat menyebabkan
banyak penyakit yang disebabkan oleh rokok tersebut, mulai dari sakit jantung,
impotensi, dll.
Rokok
sangatlah susah dihindari bagi pecandunya, dan untuk satu kotak rokoknya saja
sudah mahal tapi kenapa masih banyak masyarakat yang tidak mau berhenti
merokok, banyak yang bilang untuk berhenti merokok itu sangat susah. Namun
sekarang terdengar di telinga kita bahwa rokok itu bisa disembuhkan dengan
berbagai terapi, mulai dari terapi yang lebih mudah yaitu dengan permen karet,
jadi ketika pecandu ingin merokok maka cegahlah dengan mengunyah permen karet,
selain itu ada terapi seperti totok wajah dan leher hingga badan yang dapat
menimbulkan batuk sampai muntah bagi penderita yang diberi rorkok untuk
dihisap, dan sekarang ada juga terapi rokok dengan rasa pahit yang apabila pecandu
ini merokok maka akan terasa pahit apabila asapnya itu tertelan, dsb.
Dalam
ilmu kedokteran rokok merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya
penyakit/memperparah penyakit yang sudah ada. Contohnya saja hipertensi atau
penyakit jantung lainnya seperti stroke, pada penderita hipertensi zat rokok
dapat meracuni pembuluh darah yang dapat menyebabkan impermeabilitas pembuluh
darah terganggu dan dapat menyebabkan penyumbatan yang akan berakibat stroke.
Namun
disini akan dibahas mengenai Penyakit Jantung Hipertensi yang prevelensi saat
ini berkisar antara 5-10% sedangkan tercatat pada tahun 1978 proporsi penyakit
jantung hipertensi sekitar 14,3% dan meningkat menjadi sekitar 39% pada tahun
1985 sebagai penyebab penyakit jantung di Indonesia. Kurang lebih 85-90%
hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut sebagai hipertensi primer
(hipertensi esensial atau Idiopatik). Hanya sebagian kecil hipertensi yang
dapat ditetapkan penyebabnya yaitu hipertensi sekunder. Tidak ada data akurat
mengenai prevalensi hipertensi sekunder dan sangat tergantung di mana angka itu
diteliti. Diperkirakan terdapat sekitar 6% pasien hipertensi sekunder sedangkan
di pusat rujukan dapat mencapai sekitar 35%. Hampir semua hipertensi sekunder
didasarkan pada 2 mekanisme yaitu gangguan sekresi hormon dan gangguan fungsi
ginjal. Pasien hipertensi sering meninggal dini karena komplikasi jantung (yang
disebut sebagai penyakit jantung hipertensi). Juga dapat menyebabkan stroke,
gagal ginjal, atau gangguan retina mata. Berdasarkan hasil penelitian
Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa satu diantara tiga penderita
hipertensi adalah perokok.
Tahukah
anda bahwa zat yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan seseorang bisa
didiagnosis sebagai hipertensi? Salah satu zatnya adalah nikotin, jadi asap
rokok yang dihirup oleh perokok (aktif atau pasif) telah diketahui mempunyai
beberapa efek antara lain timbulnya kanker, efek pada kardiovaskuler
(fisiologis dan patologis), metabolik, hematologis, metabolik dan paru. Sulit
menyebutkan efek-efek tersebut ditimbulkan oleh komponen yang mana dari asap
rokok tadi.
Nikotin
dihirup bersama asap rokok oleh perokok, sebagian diabsorbsi oleh mukosa mulut
saat asap rokok sementara masih dalam rongga mulut. Sebagian yang lain masuk
bersama udara napas ke dalam saluran napas dan paru mencapai alveolus. Di
membran alveol-kapiler nikotin mengalami difusi dan cepat masuk ke peredaran
darah. Dalam waktu yang singkat sesudah asap rokok terhirup, nikotin dapat
mencapai otak dan ditimbun disitu selebihnya lagi ditimbun di jaringan otot
(skelet, jantung) dan sebagainya.
Efek
primer nikotin pada manusia antara lain adalah: rasa bahagia (kesenangan),
keguncangan (arousal), kesigapan, perbaikan kemampuan bertugas (performance),
mengurangi kegelisahan, kadarnya meningkat dalam darah (katekolamin,
vasopresin, hormon pertumbuhan, ACTH, kortisol, prolaktin, beta endorfin),
metabolisme meningkat, lipolisis (asam lemak bebas meningkat), vasokonstriksi
pembuluh darah kulit koroner, frekuensi jantung meningkat, isi semenit jantung
meningkat, tekanan darah meningkat dan relaksasi otot rangka.
Untuk
perjalanan penyakit hipertensinya dimulai dari hupertrofi ventrikel kiri (HVK)
merupakan kompensasi jantung menghadapi tekanan darah tinggi ditambah dengan
faktor neurohumoral yang ditandai oleh penebalan konsentrik otot jantung
(hipertrofi konsentrik). Fungsi diastolik akan mulai terganggu akibat dari
gangguan relaksasi ventrikel kiri, kemudian disusul oleh gangguan relaksasi
ventrikel kiri (hipertrofi eksentrik). Rangsangan simpatis dan aktivasi sistem
RAA memacu mekanisme Frank-Starling melalui peningkatan volume diastolik
ventrikel sampai tahap tertentu dan pada akhirnya akan terjadi gangguan
kontraksi miokard (penurunan/gangguan fungsi sistolik).
Pada
tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada
keluhan. Bila simtomatik, maka biasanya disebabkan oleh 1.) Peninggian tekanan
darah itu sendiri, seperti berdebar-debar, rasa melayang (dizzy) dan
impoten 2.) Penyakit jantung/hipertensi vaskuler seperti cepat lelah, sesak
napas, sakit dada (iskemia miokard atau diseksi aorta), bengkak kedua kaki atau
perut. Gangguan vaskular lainnya adalah eepistaksis, hematuria, pandangan kabur
karena perdarahan retina, transient serebral ischemic 3.) Penyakit dasar
seperti pada hipertensi sekunder: polidipsia, poliuria, dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer, peningkatan BB dengan emosi yang labil pada sindrom
Cushing. Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala,
palpitasi, banyak keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy).
Pemeriksaan
fisik dimulai dengan menilai keadaan umum: memperhatikan keadaan khusus
seperti: Cushing, feokromasitoma, perkembangan tidak proporsionalnya tubuh atas
dibanding bawah yang sering ditemukan pada koarktasio aorta. Pengukuran tekanan
darah di tangan kiri dan kanan saat tidur dan berdiri. Funduskopi dengan
klasifikasi Keith-Wagner-Barker sangat berguna untuk menilai prognosis. Palpasi
dan auskultasi arterikarotis untuk menilai stenosis atau oklusi.
Selain
itu pemeriksaan jantung untuk mencari pembesaran jantung ditujukan untuk
menilai HVK dan tanda-tanda gagal jantung. Pemeriksaan laboratorium awal
meliputi: urinalisis, hemoglobin/ hematokrit, elektrolit darah, ureum/
kreatini, GDS, kolesterol total, dan EKG yang menunjukkan HVK pada sekitar
20-50% (kurang sensitif) tetapi masih menjadi metode standar. Apabila keuangan
tidak menjadi kendala, maka diperlukan pula pemeriksaan: TSH, Leukost darah,
foto thorax, dll.
Penatalaksanaan
umum hipertensi mengacu kepada tuntunan umum (JNC VII 2003, ESH/ ESC 2003).
Pengelolaan lipid agresif dan pemberian aspirin sangat bermanfaat. Pasien
hipertensi pasca infark jantung sangat mendapat manfaat pengobatan dengan
penyekat beta, penghambat ACE atau anti aldosteron. Pasien hipertensi dengan
risiko PJK yang tinggi mendapat manfaat dan pengobatan diuretik, penyekat beta
dan penghambat kalsium. Pasien hipertensi dengan gangguan fungsi ventrikel
mendapat manfaat tinggi dengan pengobatan diuretik, penghambat, ACE/ ARB,penyekat
beta dan antagonis aldosteron. Bila sudah dalam tahap gagal jantung hipertensi,
maka prinsip pengobatannya sama dengan pengobatan gagal jantung yang lain yaitu
diuretik, penghambat ACE/ ARB, penghambat beta, dan penghambat aldosteron.
Kunjungi Website Kami yang Lain :
Jelly Gamat Gold-G : jeligamat.com
Kalung Biofir : biofir.com
Kopi Miracle : kopimiracle.com